Nama Kelompok :
1.
Silvina Ramadani (27212014)
2.
Siti Alimah (27212042)
3.
Vania Agatha (27212546)
4.
Wenny Eka Putri (27212673)
ARTIKEL PENGANGGURAN
PENGANGGURAN.
Pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian,karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang,sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian,karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang,sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat
pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya
GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
pengangguran dari faktor pribadi :
1.
Faktor kemalasan
2.
Faktor cacat atau umur
3.
Faktor rendahnya pendidikan dan keterampilan
Faktor ini merupakan penyebab utama meningkatnya pengangguran di Indonesia, di antaranya:
a.
Ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
b.
Kebijakan Pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
c.
Pengembangan sektor ekonomi
d.
Banyaknya tenaga kerja wanita
CARA MENANGANI PENGANGGURAN
a.
Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral
Peningkatan mobilitas
tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang
lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan
kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan
memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah
pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran
structural.
b.
Pengelolaan Permintaan Masyarakat
Pemerintah dapat
mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan
permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah
yang melimpah.
c.
Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi
pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai
tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.
Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.
Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.
d.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi
baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal,
pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara.
Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk
meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.
Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja. Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.
Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja. Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.
e.
Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pengangguran terutama
disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan
lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian
tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah
besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian
tertentu.
f.
Wiraswasta
Selama orang masih
tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan
tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul
keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang
berhasil.
CONTOH PENGANGGURAN YANG ADA DISEKITAR.
Pengangguran Musiman.
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur
karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan
seseorang harus nganggur.
Contohnya : seperti petani yang menanti musim
tanam, pedagang durian yang menanti musim durian atau pedangang buah rambutan.
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran
terbuka pada Agustus 2015 mencapai 6,18 persen atau meningkat dibandingkan
periode yang sama 2014 sebesar 5,94 persen.
"Dalam setahun terakhir, tingkat pengangguran terbuka
meningkat dan jumlah penganggur bertambah sebanyak 320 ribu jiwa," kata
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di
Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Dengan demikian, pada periode Agustus 2015 jumlah
pengangguran terbuka mencapai 7,56 juta orang atau lebih tinggi dibandingkan
jumlah pengangguran terbuka pada periode Agustus 2014 yang tercatat 7,24 juta
orang.
Suhariyanto mengatakan dua alasan yang menjadi penyebab
peningkatan tingkat pengangguran terbuka dalam setahun terakhir adalah adanya
pemutusan hubungan kerja serta daya serap yang menurun karena peningkatan
jumlah angkatan kerja.
"Kebanyakan industri yang mengalami PHK (pemutusan
hubungan kerja), yang tergantung dengan impor. Karena terjadi penghematan
ongkos produksi, akibat nilai tukar naik, maka ada pengurangan tenaga kerja.
Upaya untuk menjaga, dengan menurunkan harga energi sudah bagus," ujarnya.
Berdasarkan klasifikasi pendidikan, maka tingkat pengangguran
terbuka tertinggi dialami para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yaitu hingga
12,65 persen, diikuti Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen.
"Sekolah kejuruan ini lulusannya adalah spesialis.
Ketika lapangan pekerjaan sesuai dengan keahliannya tidak ada, maka dia sulit
untuk mencari kerja ke sektor lain, karena memang lulusannya tidak
fleksibel," kata Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS
Razali Ritonga.
Secara keseluruhan, BPS mencatat jumlah angkatan kerja pada
Agustus 2015 mencapai 122,4 juta orang atau meningkat 510 ribu dibandingkan
periode Agustus 2014 yang tercatat sebanyak 121,87 juta orang.
Jumlah penduduk bekerja juga tercatat adanya peningkatan pada
Agustus 2015 yaitu sebesar 114,8 juta orang atau bertambah 190 ribu orang
dibandingkan keadaan Agustus 2014 yang mencapai 114,63 juta orang.
Struktur lapangan pekerjaan hingga Agustus 2015 tidak
mengalami perubahan, yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, sektor jasa
kemasyarakatan dan sektor industri. Empat sektor tersebut menjadi penyumbang
tenaga kerja terbanyak di Indonesia.
Bila dibandingkan pada Agustus 2014, maka peningkatan
penduduk bekerja terjadi pada sektor konstruksi 930 ribu orang (12,77 persen),
sektor perdagangan 850 ribu orang (3,42 persen) dan sektor keuangan 240 ribu
orang (7,92 persen).
"Sementara, berdasarkan status pekerjaan, pada Agustus
2015, sebanyak 48,5 juta orang atau 42,24 persen bekerja pada kegiatan formal
dan 66,3 juta orang atau 57,76 persen bekerja pada kegiatan formal," kata
Razali.
Sumber :